Mereka menggunakan energi mikrobial untuk memasok daya bagi sensor bawah air.
ZPBC, sistem pemantau laut berbahan bakar mikroba. (tgdaily.com) |
Tak mau kalah dengan Angkatan Darat dan Angkatan Udara, Angkatan Laut
Amerika Serikat juga fokus ke teknologi ramah lingkungan. Dalam proyek
terbarunya, Zero Power Ballast Control (ZPBC), mereka menggunakan energi
mikrobial untuk memasok daya bagi sensor bawah air itu.
ZPBC
memiliki kemampuan untuk muncul ke permukaan dan melakukan pengiriman
laporan. Ia akan berfungsi sama seperti Expendable Bathythermograph
(XBT) dan memantau temperatur laut selama berminggu-minggu,
berbulan-bulan, dan bahkan bertahun-tahun.
Yang pasti, ia mampu bertahan jauh lebih lama dibandingkan dengan XBT.
Angkatan
Laut AS sendiri sudah menguji coba ZPBC selama beberapa minggu di
Thailand untuk mengetahui tingkat kemampuannya memantau serta mengetahui
sejauh mana efisiensi energi terjadi.
“Perangkat ini berhasil
muncul ke permukaan dan kembali membenam secara periodik seperti
diinginkan menggunakan gas hidrogen,” kata Dr. Justin Biffinger, ilmuwan
yang terlibat dalam proyek tersebut, seperti dikutip dari TG Daily, 7
Juli 2011. “Artinya, perangkat ini menghasilkan gas dalam jumlah cukup
untuk menghasilkan kemampuan mengapung,” ucapnya.
ZPBC bisa
mencul ke permukaan baik menggunakan timer rendah energi yang terpasang,
atau menggunakan metode tanpa energi. Semua tergantung laju pertumbuhan
microbial yang ada di sana.
Pada alat itu, sejumlah sensor
telah dipasang pada alat itu untuk mendeteksi, mengklasifikasikan,
memonitor, muncul ke permukaan, mengirim laporan, lalu kemudian kembali
turun ke bawah laut. Informasi yang dilaporkan sendiri bisa digunakan
untuk kebutuhan ilmu pengetahuan ataupun militer.
Categories:
Dunia